Musibah. Bisa dilihat dari sisi ujian, peringatan atau pun azab. Kali ini ada sedikit musibah kecil yang menimpa saya. Kecil sekali namun mampu membuat saya diam dan akhirnya merenung, apakah ini ujian, peringatan atau azab?
Hari ini si handphone yang merupakan peluru saya, jatuh dan retak layarnya. Tak bisa beroperasi. Satu hal yang saya pikirkan, bagaimana caranya berkomunikasi tanpa si putih itu. Ibaratnya sebagian besar peluru untuk berperang saya ada didalam alat komunikasi tersebut. Memutar otak, bagaimana cara menggantikannya untuk sementara waktu, saat si putih diperbaiki.
Putar otak sana sini. Hilang fokus. Lupa untuk tenang. Lupa sejenak bahwa ada Sang Maha Pemberi yang siap mengganti si putih yang tak seberapa.
Belum hilang paniknya, bensin motor habis. Akhirnya terpaksa beli di pinggir jalan. 1 liter. Hati masih gundah gulana, gagallah diri pergi ke tujuan awal. Akhirnya mencari tempat agar sedikit tenang. Bukannya tenang, malah menyalahkan diri sendiri. Beli bensin, lupa minta kembalian.
Pelajaran pertama, panik membuat fokus hilang. Fokus hilang, berantakan semua yang di hadapan.
Langsung hati ini tersentak. Ujian, peringatan atau azab kah? Merinding sekujur tubuh. Hati sibuk menenangkan diri dan meyakinkan diri bahwa ini adalah ujian. Duh, percaya diri sekali diri ini menganggap itu ujian. Siapa tahu itu peringatan atas kelalaian. Atau mungkin azab atas keingkaran.
Gemetar diri ini. Teringat satu ayat Allah:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Dan saat itu pertolongan Allah langsung terasa. Disaat saya pusing, gundah gulana memikirkan bagaimana saya berkomunikasi, seorang teman menawarkan untuk menggunakan handphone nya sementara waktu milik saya di perbaiki. Mau tahu rasanya? Nyesss.. Rasanya lega sekali. Lebih lega ketimbang saat saya dinyatakan lulus Strata 1 dua tahun lalu.
Allah Maha Penolong.
Dan kemudian ada telepon dari teman saya yang berkata dia mengambil kembalian dari tukang bensin dimana saya lupa meminta kembaliannya.
Nyesss…
Pertolongan Allah amat dekat. Mungkin ini cara Allah untuk mengingatkan saya lagi. Untuk melewati musibah yang entah itu ujian, peringatan atau pun azab.
Banyak cara yang diberikan Allah untuk membuat kita tersenyum, tertawa, menangis. Engkaulah Maha pembolak balik hati ini.
Mungkin hati ini sedang rindu padaMu. Sehingga kau berikan sentilan ini sebagai tanda rindunya padaMu.
Tak ada satu pun hal terjadi tanya kehendakMu.
Alhamdulillah.